Liputan6.com, Moskow – Sembilan Matahari merupakan kelompok anak muda kreatif asal Bandung yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Video Mapping tingkat dunia yang berlangsung di Moskow, Rusia.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (16/10/2014), dalam waktu hanya 3 menit, Adi Panuntun dan kawan-kawan harus ‘menaklukkan’ bangunan ikonik Kota Moskow, Paviliun Pusat Gedung VDNHK yang bersejarah.
Sembilan Matahari pun menyulap bangunan ini menjadi layar besar yang menceritakan kisah batik diiringi gamelan khas Sunda dan tiang-tiang bangunan yang berubah menjadi deretan angklung yang mengalun.
Kejutan yang mencuri hati para juri dan puluhan ribu penonton adalah munculnya matriyoskha, boneka khas Rusia dalam beragam ras yang melambangkan harmoni dalam keberagaman.
Tak sia-sia, Sembilan Matahari dan para kolaborator menjadi juara pertama kategori klasik. Mereka pun juga mengalahkan puluhan peserta dari berbagai negara di dunia termasuk negara-negara maju Eropa yang dikenal sebagai tempat lahirnya seni pencahayaan dan artistik.
Karya kreatif 9 Matahari lebih dulu dikenal di Tanah Air lewat aksi video mapping runtuhnya Museum Fatahilah Jakarta. Hingga 4 kali video mapping Gedung Sate di Bandung mengharumkan nama bangsa di mancanegara lewat pertarungan kompetisi dunia. Inilah cara terkini anak muda menumbuhkan rasa nasionalisme cinta dan bangga pada negeri sendiri, Indonesia.
(source)