Memperingati ’60 Tahun Konferensi Asia Afrika’, Sembilan Matahari kembali menghadirkan karya kolaborasi video mapping terbarunya di Gedung Merdeka. Video berjudul ‘1955: The New Asia and Africa’ adalah sebuah karya dokumenter inovatif berbentuk video mapping yang memadukan teknologi dan efek visual berdurasi 25 menit.
Nantinya, para penonton di Gedung Merdeka akan dibawa pindah ruang dan waktu ke masa Konferensi Asia Afrika 60 tahun yang lalu. Lokasi Gedung Merdeka juga menjadi tempat penting bagi perjalanan sejarah bangsa-bangsa tersebut.
Di pertunjukannya kali ini, Sembilan Matahari mengajak masyarakat untuk kembali menyalakan ‘Semangat Bandung’. “Kami menggunakan visualisasi nilai-nilai sejarah KAA seperti dinding, jendela, dan pintu Gedung Merdeka menjadi media berekspresi,” ucap CEO dan Creative Head Sembilan Matahari Adi Panuntun kepada detikHOT, Senin (20/4/2015).
Selain itu, Adi bersama tim Sembilan Matahari juga akan menampilkan perangkat radio tua dan telegram. “Dua perangkat ini yang sangat berjasa dalam peristiwa Konferensi Asia Afrika.”
Video mapping ‘1955: The New Asia and Africa’ akan ditayangkan pada 25 April 2015 pukul 19.00 di depan Gedung Merdeka. Kali ini, Sembilan Matahari menggandeng studio visual effect dan animasi 3D yang didirikan oleh anak-anak muda penggiat industri kreatif, yaitu Anamorphic, Kampung Monster, S/VFX, dan Ayena Studio.
Sebelumnya, Sembilan Matahari telah sukses membuat gedung-gedung bersejarah di Indonesia menjadi ‘hidup’ dan ‘bercerita’. Di antaranya, adalah Museum Fatahillah, Gedung Sate, Museum Batik Pekalongan, dan Museum Nasional.
Serta penghargaan yang diterima Sembilan Matahari adalah Official Selection di Mapping Festival Geneva 2013, 1st winner di Zushi Media Art Festival Jepang 2013, 1st winner di Moscow International Festival Circle of Light 2014, dan Bronze medal di Citra Pariwara 2014 untuk kategori non-conventional media dalam merancang kampanye tentang sungai.
(source)